Diceritakan oleh Al Barra' bin' Azib r.a., dia seorang sahabat yang tidak pernah dusta, katanya: "Pada suatu kali kami solat di belakang Nabi saw. Apabila Nabi membaca Sami'allahu liman hamidah, tidak seorang pun di antara kami yang membungkukkan punggungnya, sehingga Nabi telah meletakkan keningnya ke bumi. "

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Pada suatu ketika, malaikat maut diutus Allah kepada Nabi Musa 'alaihissalam. Ketika ia telah bertemu dengan Musa lalu ditamparnya malaikat maut itu dan buta matanya. Malaikat kembali kepada Tuhannya dan berkata: " Engkau kirimkan aku kepada seorang hamba yang tidak ingin mati." Kemudian Allah mengembalikan penglihatannya dan berfirman: "Kembalilah! Dan katakan kepadanya supaya dia meletakkan tangannya di punggung lembu. Untuk setiap bulu yang ditutup oleh tangannya, baginya satu tahun." Kata Musa. "Sesudah itu apa?" Firman Allah. "Mati!" Kata Musa, "Kalau begitu, sekaranglah!" Ia pun bermohon kepada Allah supaya mendekatkannya ke negeri suci (Jerusalem) dengan jarak sepelemparan batu. Kata Abu Hurairah menambahkan, "Nabi bersabda, kalau sekiranya aku berada di sana, akan ku tunjukkan kepada mu maqamnya, iaitu di pinggir jalan, dekat tumpukan katsibil akmar (tumpukan pasir merah)."

Mewartakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah; mewartakan kepada kami Waki', dari Zakariyya, dari Asy-Sya'biy, dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: "Punggung binatang itu boleh dinaiki jika menjadi barang gadaian. Dan susu yang memancar boleh diminum, apabila menjadi barang gadaian. Dan bagi orang yang menunggangi serta meminum (susunya) berkewajiban memberinya nafkah (makan).

Dari Ali bin Abi Thalib r.a., katanya: Dalam peperangan Badar, saya dan Rasulullah s.a.w. masing-masingnya mendapat seekor unta rampasan. Rasulullah s.a.w. memberikan untanya kepada ku. Pada suatu hari saya tidurkan kedua ekor unta itu di depan rumah seorang Ansar. Saya bermaksud memuat tanaman Izkhir ke atas kedua unta itu untuk saya jual. Bersama saya waktu itu ada tukang logam dari Bani Qainuqa". Saya akan mempergunakan harganya untuk pesta perkawinan Fatimah. Hamzah bin Abdul Muttalib sedang minum di rumah itu. Ia disertai oleh seorang penyanyi. Penyanyi itu berkata: Hamzah, unta itu gemuk! Lalu Hamzah melompat menuju kedua unta itu dengan pedang. Ia memotong bonggol unta itu dan menyayat-nyayat punggungnya, serta mengeluarkan hatinya. Ibnu Juraid bertanya kepada Ibnu Syihab setelah mendengar cerita ini: Juga bonggolnya? Jawab Ibnu Syihab: Kedua bonggol itu dipotongnya dan dibawanya. Selanjutnya Ibnu Syihab meneruskan hadis itu; Ali berkata: Saya anggap peristiwa itu amat mengerikan. Lalu saya menghadap Rasul, yang di sebelahnya pada waktu itu ada Zaid bin Haritsah. Saya menceritakan kepada beliau apa yang terjadi. Beliau langsung keluar bersama Zaid, dan saya ikut pergi mengiringinya. Nabi s.a.w. terus masuk ke tempat Hamzah. Beliau marah kepada Hamzah. Hamzah mengangkat pandangannya seraya berkata: Kamu semua hanya budak bapa-bapa ku. Rasulullah s.a.w. mundur, sampai keluar dari tempat mereka. Kejadian itu terjadi sebelum minuman keras diharamkan.

Dari Anas r.a., katanya: Orang orang Muhajirin dan orang Ansar bekerja keras menggali parit sekeliling Madinah. Mereka mengangkut tanah di atas punggung mereka sambil berkata: "Kamilah orang-orang yang berjanji setia kepada Muhammad. Untuk membela Islam selama hayat". Nabi s.a.w. menjawab: "Ya Allah! Sesungguhnya kebaikan yang hakiki hanyalah kebaikan akhirat. Berilah kiranya keberkatan kepada orang-orang Ansar dan orang-orang yang hijrah".

Dari Jabir r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda kepada saya: "Mengapa tidak engkau senangkan hati saya berkenaan dengan Zul Khalashah? Zul Khalashah itu sebuah rumah berhala suku Khasaam yang dinamakan "Kaabah Yamaniah". Kata Jarir: Saya lalu berangkat dengan seratus lima puluh orang berkuda daripada suku Ahmas. Mereka semua ahli mengenderai kuda, dan saya tidak dapat tetap di atas punggung kuda. Beliau lalu memukul dada saya sehingga kelihatan bekas jari beliau di dada saya. Beliau mendoa: "Ya Allah! Tetapkanlah ia duduk di atas kuda, dan jadikanlah ia penunjuk yang benar!" Jarir berangkat ke Zul Khalashah, lalu dipecahnya dan dibakarnya. Kemudian ia mengirim utusan kepada Rasulullah s.a.w. memberi khabar kepada beliau. Utusan Jarir berkata: "Demi Tuhan yang mengutus tuan dengan kebenaran, saya datang menghadap tuan ketika saya tinggalkan Zul Khalashah itu seolah-olah untanya sakit". Lalu beliau mendoakan keberkatan untuk pasukan kuda dari suku Ahmas dan pemimpin-pemimpin mereka. Beliau doakan sampai lima kali.

Mewartakan kepada kami Jubarah bin Al-MughaUis, mewartakan kepada kami Al-Muharibiy, mewartakan kepada kami 'AbdurRahman bin Nahsyal, dari Adh-Dhahhak bin Muzahim, dari Ibnu 'Abas, dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: "Yang baik adalah lebih cepat menuju rumah yang ditempati makan, daripada pisau ke punggung unta". Dalam Az-Zawa-id: Dalam isnadnya ada Jubarah, dia itu daif. Dan 'AbdurRahman bin Nahsyal adalah salah. Yang benar adalah: Mewartakan kepada kami Al-Muharibiy, dari 'Abdur-Rahman, dari Nahsyal. Dia adalah Ibnu Sa'id. Sedangkan Nahsyai sendiri adalah gugur/sangat lemah.

Mewartakan kepada kami Hisyam bin 'Ammar, mewartakaa kepada kami Yahya bin Hamzah, dari 'Amr bin Muhajir, bahawasanya dia mendengar ayahnya, bernama Muhajir bin Muslim mewartakan dari Asma- binti Yazid bin As-Sakan, sementara Asma- sendiri adalah mantan budaknya Muhajir, bahawasanya Asma- mendengar Rasulullah SAW. bersabda: "Janganlah membunuh anak-anak kalian secara sembunyi-sembunyi. Demi Dzat yang jiwaku di Tangan-Nya, bahawasanya menjimak isteri waktu menyusui adalah dia itu menyusul seorang penanggang kuda di atas punggung kudanya, sehingga dibanting oleh kudanya."

Mewartakan kepada kami 'Ali bin Muhammad dan 'Amr bin 'Abdullah, keduanya berkata: Mewartakan kepada kami Waki'; mewartakan kepada kami Sufyan, dari Abu Ishaq, dari Abu Laila Al-Kindiy, dia berkata: Khabbab datang menemui 'Umar. 'Umar berkata: "Mendekatlah kemari, tak seorangpun berhak menempati tempat ini daripadamu, kecuali 'Ammar". Khabbab pun duduk, lalu memperlihatkan kepada Umar bekas-bekas luka di punggungnya. Belas luka yang ditimbulkan oleh seksaan orang-orang musyrik terhadapnya. Dalam Az-Zawaid: Isnadnya sahih.

Mewartakan kepada kami 'Ali bin Muhammad dan 'Amr bin 'Abdullah, keduanya berkata: Mewartakan kepada kami Waki', dari AlAmasy, dari 'Umarah, dari Abu Ma'mar, dari Abu Mas'ud, dia berkata: Rasulullah Saw. bersabda: "Tidak cukup (sah) solat seseorang yang tidak meluruskan tulang punggungnya dalam solat, yaitu dalam rukuk dan sujud."